Wednesday, April 14, 2010

Bentrok Makam Mbah Priok

Bentrok di Makam Mbah Priok, 40 Mobil Dibakar

Rabu, 14 April 2010 - 16:45 wib
Fahmi Firdaus - Okezone
Bentrokan di makam Mbah Priok (Foto: Heru Haryono/okezone)

JAKARTA - Sekira 30 unit mobil Satpol PP dan dua unit truk trailer yang mengangkut alat berat becho, serta satu mobil water cannon, dibakar massa.

Berdasarkan pantauan okezone, Rabu (14/4/2010), selain mobil Satpol PP, belasan mobil polisi yang terdiri dari truk pengangkut juga ikut dibakar massa. Kendaraan-kendaraan tersebut diparkir di dalam terimal peti kemas Koja, Jakarta Utara.

Asap dari puluhan kendaraan yang terbakar nampak membumbung tinggi di langit. Kondisi ini menyebabkan langit di atas Tanjung Priok terlihat kelam.

Sementara itu puluhan Satpol PP masih terjebak di dalam sebuah gang di mana bagian tengah jalan keluar dijaga massa.

Belum ada tanda-tanda bentrokan akan berakhir. Ribuan orang masih berdatangan ke lokasi untuk membantu mengamankan makam Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad.

Di antara massa yang kini mendiami sekitar makam berasal dari FPI, FBR, Jamaah Kwitang, dan lainnya.
(ton)


Dua Jamaah Mbah Priok Dipastikan Tewas

Rabu, 14 April 2010 - 14:48 wib
Fahmi Firdaus - Okezone
Bentrokan Penertiban Makam Mbah Priok (Heru/Okezone)

JAKARTA - Dalam bentrokan antara massa pengikut Mbah Priok dengan Satpol PP dipastikan dua orang jemaah habib dari pengajian di masjid makam keramat tersebut meninggal dunia.

Korban merupakan bocah berusia sekira 10 tahun dan seorang pemuda berumur 20 tahun. "Korban tewas itu sahid dan jaminannya jannah atau surga. Mereka membabi buta memukul anak kecil yang tidak berdosa," ungkap Zaki, jamaah Mbah Priok kepada okezone di lokasi makam Mbah Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (14/4/2010).

Saat ini,kata Zaki, kedua korban divisum di RSUD Koja. Meski mendapat serangan dari petugas Satpol PP yang akan membongkar bangunan liar dan PKL, ahli waris dan pengikut Mbah Priok tetap bertahan di dalam area makam.

"Kami masih tetap bertahan di sini. Ketika Satpol PP menyerang, mereka tidak bisa masuk ke makam hanya di luar," paparnya.

Hal senada dikemukakan Ketua DPD FPI DKI Jakarta Habib Salim Alatas. "Kami akan tetap bertahan dan tidak akan mundur," tandasnya. Kehadiran massa FPI diketahui lantaran ada kabar makam Mbah Priok akan dibongkar. Menurut Habib, pihaknya akan mencegah pihak-pihak yang akan membongkar makam keramat tersebut.

Saat ini pantauan okezone , massa sudah keluar dari lokasi makam dan berjaga-jaga dengan senjata tajam. Namun bentrokan antara polisi dan warga di sekitar RS Koja masih berlangsung.
(ram)


Pemprov DKI: Kami Tak Ada Niat Anarkis

Rabu, 14 April 2010 - 16:08 wib
Frida Astuti - Okezone
Bentrokan di makam Mbah Priok (Foto: Heru Haryono/okezone)

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan pihaknya tidak berniat untuk melakukan tindakan represif terkait bentrokan di Makam Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad, Koja, Jakarta Utara.

Hal tersebut disampaikan Cucu Ahmad Kurnia, Kabid Informasi Publik Dinas Kominfo Pemprov DKI saat menggelar jumpa pers di ruang pers Kantor Gubernur DKI, Rabu (14/4/2010).

“Pendekatan persuasif sudah kami lakukan jauh hari, tapi sampai saat ini masih ada yang berpresepsi bahwa makam ini akan dibongkar. Sebelum kami datang, pihak mereka sudah datang duluan. Kami kaget, mereka sudah siap dengan senjata tajam, celurit, dan molotov, sehingga terjadi hal-hal yang tidak diingankan,” ujar Cucu, sambil menambahkan pihaknya sudah terpancing dan terprovokasi.

Sebelum penggusuran tadi pagi, lanjut Cucu, para ahli waris sudah mendapatkan surat pemberitahuan pada 16 Februari 2010. Setelah pemberitahuan itu pun dilanjutkan dengan surat peringatan pertama pada 24 Februari 2010 dan kedua pada 9 Maret 2010.

“Sebelum bergerak menuju makam Mbah Priok, petugas menggelar apel siaga di halaman kantor Wali Kota Jakarta Utara. Selanjutnya tepat Pukul 06.00 WIB, petugas bergerak dengan menggunakan puluhan truk dan dua kendaraan berat jenis eskavator,” tuturnya.

Dia melanjutkan, baru saja tiba di lokasi makam, ratusan orang yang menjaga makam langsung menyerang petugas dengan berbagai peralatan. Mulai dari bom molotov dan senjata tajam.

“Petugas tidak melakukan perlawanan dan berusaha melakukan negosiasi. Namun proses negosiasi selama satu jam, ini tidak membuahkan hasil. Para pengikut tersebut, tetap bertahan hingga titik darah penghabisan,” imbuhnya.
(ton)

No comments:

Post a Comment