Monday, April 12, 2010

Bilqis Akhirnya Harus Meninggal Terinfeksi Kuman Ganas




NASIONAL - SOSIAL
Minggu, 11 April 2010 , 11:23:00

MENINGGAL - Jenazah Bilqis Anindya Passa, balita penderita atresia bilier, saat di rumah duka, Jl Kramat Sentiong, Jakarta Pusat, tadi malam. Foto: Ukon Furkon Sukanda/Indopos.
SEMARANG - Balita penderita atresia bilier (saluran empedu tidak terbentuk), Bilqis Anindya Passa, 19 bulan, meninggal sebelum dioperasi oleh tim cangkok hati RSUP dr Kariadi, Semarang. Bilqis mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 15.15 kemarin (10/4) setelah paru-paru dan darahnya terserang bakteri ganas. Semalam jenazah Bilqis diterbangkan ke Jakarta dan rencananya dimakamkan hari ini.

Penggagas cangkok hati RSUP dr Kariadi Prof dr A.G. Soemantri SpAK mengatakan, kondisi Bilqis mulai kritis sejak pukul 12.00 kemarin. Hal itu mengakibatkan napasnya terganggu dan denyut jantung melemah. Pukul 14.00, tim berusaha meningkatkan kekuatan advanced lung. Namun, upaya itu tidak memberikan hasil. Akhirnya, pukul 15.15, Bilqis tak dapat bertahan.

Soemantri menyebutkan, ada tiga kuman ganas yang menyebabkan kondisi Bilqis terus menurun. Yaitu, kuman acetobacter bowmani dan klebsiella pneumonia yang menyerang paru-paru serta kuman seratia marcesens yang menyerang darah. Sebelumnya, Bilqis memang sempat terkena pneumonia hingga harus dipindahkan ke ruang pediatric intensive care unit (PICU). "Pneumonianya sempat membaik, tapi tumbuh lagi," jelasnya.

Dia mengatakan, kondisi tersebut biasanya dialami sekitar 40 persen penderita atresia bilier. "Di antara sepuluh penderita atresia bilier, empat penderita yang berpotensi mengalami serangan bakteri tersebut," terang ahli darah itu. Pihaknya menyatakan sudah berupaya semaksimal mungkin menangani bakteri tersebut. Namun, usaha tersebut tidak membuahkan hasil.""Kami memang tidak bisa menjanjikan kesembuhan, melainkan sebatas mengupayakan," katanya.

Menurut dia, tim cangkok hati telah mengerahkan dokter berbagai bidang spesialis untuk mengembalikan kondisi Bilqis. Mulai ahli hematologi, anestesi, mikrobiologi, laboratorium, ahli paru, dan ahli darah. Namun, Tuhan berkehendak lain. Anggota tim cangkok hati dr Tatty Ermin Setiati mengatakan,"kondisi Bilqis memang tidak stabil sehingga berkali-kali harus pindah ruang perawatan terkait kondisinya itu.

Dia menyebutkan, Bilqis awalnya terkena kuman klebsiella pneumonia dan sempat sembuh. "Namun, terkena lagi hingga akhirnya kuman seratia marcesens menyerang darah dan membuat kondisinya semakin buruk," terangnya. Berdasar keterangan yang dihimpun Radar Semarang (Jawa Pos Group), Bilqis"sudah diperiksa oleh tim dokter Singapura beberapa hari lalu.

Dari pemeriksaan itu, tim dokter Singapura menyatakan bahwa kondisi Bilqis sudah parah. Karena infeksi paru-parunya itu, balita itu diperkirakan tidak akan bertahan lama. Demikian juga bila dioperasi, Bilqis diperkirakan tak selamat. Saat itu ibu Bilqis, Dewi Farida, hanya mengharapkan mukjizat. Sabtu siang kemarin, saat kondisi Bilqis memburuk, ayah bocah itu, Donny Ardianta Passa, mengirimkan SMS ke sejumlah keluarga dan teman untuk meminta doa atas kondisi Bilqis. Namun, beberapa jam kemudian Donny mengirimkan SMS lagi yang mengabarkan bahwa putrinya meninggal dunia.

Soemantri membenarkan bahwa Bilqis sudah diperiksa tim dokter Singapura. Menurut dia, tim Negeri Singa itu menyatakan bahwa standar penanganan yang dilakukan di RSUP dr Kariadi sudah dipenuhi secara internasional. Menurut dia, Bilqis belum juga dioperasi karena kondisi paru-parunya tidak memungkinkan. "Kami punya pertimbangan sendiri. Paru-paru yang tidak bagus berisiko terhadap operasi," katanya.

Dia mengatakan, penyakit yang diderita Bilqis memang membutuhkan penanganan yang rumit sehingga persiapan operasi cangkok hati membutuhkan waktu lama dengan mempersiapkan kondisi organ lain, seperti paru-parudan ginjal.

Prof AG Soemantri menegaskan bahwa meninggalnya Bilqis bukan merupakan kegagalan tim dokter. Sebab, kondisi dan daya tahan tubuh setiap orang memang berbeda. "Kami sudah siap terhadap apa pun. Penyakit liver selalu dihitung untung rugi. Kalau untung, berhasil. Kalau rugi, ya meninggal dunia," tandasnya. Dia juga menyatakan sudah mendapat SMS dari pihak keluarga yang menyatakan terima kasih atas penanganan yang diberikan selama ini.

Soemantri menuturkan, kejadian tersebut tak membuat tim cangkok hati kapok menangani pasien kelainan hati. "Kecewa itu manusiawi. Tapi, (pasien kelainan hati) yang antre banyak. Sudah menjadi kewajiban kami untuk menolong," katanya.

Jenazah Bilqis dibawa keluar dari RSUP dr Kariadi, Semarang, sekitar pukul 18.50 kemarin. Dengan ambulans, jenazah langsung dibawa ke Bandara Ahmad Yani, Semarang, dan diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 247 pukul 19.50.

Bilqis telah menjalani perawatan di RS milik Depkes tersebut sekitar dua bulan. Bocah malang itu semula menempati kamar Ruang Merak sekitar satu bulan. Pada 10 Maret 2010, Bilqis dipindahkan ke PICU karena terkena pneumonia. Balita itu harus menjalani perawatan lebih intensif untuk mengobati penyakitnya tersebut.

Setelah itu, Bilqis dipindahkan ke Ruang Merak Nomor 1. Namun, karena kondisinya terus memburuk, Bilqis kembali dipindahkan ke ruang PICU pada Rabu (7/4) hingga meninggal dunia sekitar pukul 15.15 Sabtu (10/4). Meninggalnya Bilqis kemarin tidak ditunggui kedua orang tuanya. Sebab, Donny dan Dewi Sabtu pagi (10/4) berangkat ke Jakarta untuk mengikuti sebuah meeting. Sore hari, saat keduanya akan kembali ke Semarang, pihak RS mengabari bahwa Bilqis meninggal. Mereka pun memilih menunggu kepulangan jenazah Bilqis ke Jakarta. (ric/jpnn/c4/iro)


1 comment:

Anonymous said...

How to make money on slot machines for the most part
It choegocasino is a technique to earn money, 1xbet korean or the best way to earn real money. When doing so, you are given free spins and free งานออนไลน์ cash.

Post a Comment